CARA PEMERINTAH CHINA MEMANFAATKAN PASAR DOMESTIK YANG BESAR untuk kebutuhan transfer teknologi dan untuk mencapai sasaran pengembangan kemampuan teknologi nasional (contoh kasus teknologi kereta api cepat):
Kebijakan pemerintah China untuk memperkuat daya saing global perusahaan kereta api cepat domestik secara eksplisit dinyatakan dalam dokumen resmi negara yang merinci penggunaan perjanjian transfer teknologi sebagai kunci untuk merealisasi sasaran pengembangan teknologi.
“China High Speed Train United Action Plan Cooperation Agreement” ditanda-tangani antara “Ministry of Science” (MoS) dan “Ministry of Railways” (MoR) pada 26 Februari 2008 yang berisi kerjasama antara kedua belah pihak sbb.:
1. Pengembangan teknologi untuk wujudkan jaringan yang mampu mendukung kecepatan kereta api 350 km/jam atau lebih.
2. Mewujudkan hak kekayaan intelektual (HAKI) yang independen dan meningkatkan daya saing global.
3. Mengekspor teknologi
MoS menyediakan dana hampir 10 milyar RMB ($1.6 milyar), melibatkan 25 universitas, 11 lembaga penelitian, 51 laboratorium nasional dan pusat penelitian rekayasa (Science and Technology Daily, September 6, 2010).
MoR juga memobilisasi universitas, pusat penelitian iptek dan perusahaan manufaktur untuk melakukan “locomotive introduction, digestion, absorption and re-innovation program” (People’s Daily, September 5, 2008).
Pada tahun 2003, ketika diputuskan untuk membangun jalur Beijing-Shanghai, diketahui bahwa perusahaan china tidak mampu memenuhi sasaran pengembangan HSR. Menurut juru bicara MoR Zhang Shuguang, China memerlukan lebih dari satu dekade untuk setara dengan negara maju karena biaya dan kesulitan untuk pengembangan teknologi domestik.
Sebagai solusi, China memanfaatkan pasar domestik yang besar untuk kebutuhan transfer teknologi dan mencapai sasaran pengembangan kemampuan nasional melalui: digestion, absorption dan re-innovation (yinjin xiaohua xishou zai chuangxin) teknologi asing.
Pada 17 juni 2004, MoR mengumumkan lelang pertama untuk pengadaan teknologi kereta api 200 km/jam. Pemerintah menetapkan bahwa economic benefits dari partisipasi asing harus mengutamakan keuntungan bagi ekonomi China bukan bagi ekonomi asing (Xinhua, March 4, 2010) dengan tujuan utama transfer teknologi yang mendukung China dalam pengembangan teknologi.
Kriteria yang ditetapkan MoR meliputi pricing yang bersaing dan bahwa perusahaan yang memenangkan lelang harus secara komprehensif melakukan transfer teknologi ke perusahaan china dan produk jadi harus menggunakan trademark china. Mitra asing harus menyediakan pelayanan teknis dan pelatihan hingga perusahaan china harus mampu berfungsi tanpa kemitraan asing (National Technology and Equipment Network, March 18, 2010). Perusahaan china bebas menentukan mitra asing, tetapi mitra asing harus mengikuti pelelangan awal (pre-bid) dan menandatangani perjanjian transfer teknologi dengan perusahaan domestik (Xinhua September 4, 2004). Pemerintah juga menetapkan bahwa perusahaan asing harus mentransfer tidak hanya existing technology ke china, tetapi juga pengembangan selanjutnya (Xinhua, March 4, 2010).
Alstom (Perancis), Siemens (Jerman), Bombardier (Kanada) dan konsorsium perusahaan jepang yang dipimpin Kawasaki Heavy Industries mengikuti lelang dari china tsb. Semua harus mengadopsi standard china untuk produk kereta api cepat mereka dan merakit semua unitnya dengan cara joint ventures dengan perusahaan lokal, atau bekerjasam dengan perusahaan manufaktur China atas dasar arahan MoR (People’s Daily, September 5, 2008).