
Unsur tanah jarang adalah 17 unsur lantanida yang dikelompokkan dalam Light Rare Earth Elements (LREE) dan High Rare Earth Elements Berat (HREE). Di antaranya, Neodymium-Praseodymium (NdPr) yang sangat penting untuk pembuatan magnet permanen yang berukuran kecil tetapi berdaya besar sehingga banyak digunakan dalam perangkat elektronik sipil maupun militer (loud speaker, motor listrik berukuran kecil, komponen optic dll), motor mobil listrik, generator pada turbin angin.
Terkait kemajuan pelaksanaan program industrialisasi pengolahan sumber daya logam tanah jarang (istilah yang lebih tepat: unsur tanah jarang) oleh PT TIMAH Tbk, MEDIABUMN.COM mengutip pernyataan Abdullah Umar selaku Sekretaris Perusahaan PT TIMAH Tbk bahwa pihaknya masih mencari partner dalam mengolah sumber daya logam tanah jarang.
“Mengenai pengembangan logam tanah jarang ini, kami masih pada tahap mencari partner. Karena kaitannya dengan penggunakan teknologi canggih,” jelas Umar dalam Public Expose Live, Jumat (28/8/2020).
Menanggapi hal tersebut, PT Trinitan Metals and Minerals (TMM) Tbk dengan no. surat 108/TMM/IX/2020 tertanggal 14 September 2020 telah berkirim surat tentang kesiapannya menjadi mitra kepada direktur utama PT TIMAH Tbk.
PT TMM Tbk merupakan perusahaan yang telah berpengalaman dalam penggunaan teknologi proses hidrometalurgi pada skala komersial.
Saat ini PT TMM Tbk sedang mengembangkan proses STAL sebagai alternatif dari HPAL untuk pengolahan nikel laterit, dan juga mengembangkan proses pengolahan mineral pembawa unsur tanah jarang dengan teknologi proses mirip dengan STAL tsb.
Dalam pengembangan teknologi proses tersebut PT TMM Tbk berkerjasama dengan perkumpulan profesi nuklir Indonesia (APRONUKI) mengingat proses pengolahan mineral pembawa unsur tanah jarang menghasilkan by product berupa TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material).
Pengembangan teknologi pengolahan mineral pembawa unsur tanah jarang harus dikembangkan di dalam negeri, mengingat adanya kebijakan pemerintah China yang melarang pemberian lisensi teknologi pengolahan unsur tanah jarang ke luar China.
Satu satunya perusahaan pengolah logam tanah jarang di luar China yang saat ini beroperasi adalah Lynas di malaysia dengan bahan baku dari mountweld Australia. Itupun menggunakan teknologi China yang konvensional.
China saat ini mengembangkan teknologi proses untuk produksi unsur tanah jarang ke arah teknologi ramah lingkungan.
Beberapa negara di luar China juga saat ini sedang melakukan pengembangan teknologi proses yang ramah lingkungan dan mempunyai recovery unsur tanah jarang yang lebih tinggi pada tahap pilot plant.
Oleh karena itu saat ini tidak ada alasan bagi perusahaan yang akan memproduksi unsur tanah jarang untuk tidak menggunakan teknologi dalam negeri dalam pengolahan sumber daya unsur tanah jarang.